laporan magang

BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
     Kompetensi dasar merupakan kerangka kemampuan ( keterampilan, sikap, wawasan, dan pemahaman) yang dikembangkan agar siswa dapat menyesuaikan diri  dengan perubahan yang terjadi di sekitar nya
Praktek Kerja industri (Prakerin) adalah penyelenggaraan pendidikan yang merupakan bagian dari pendidikan sistem ganda ( PSG) yang dirancang untuk memberikan pengalaman  bagi peserta didik agar menguasai pengetahuan, sikap dan keterampilan kerja dengan memiliki adaptasi dan  produksi secara langsung di dunia kerja.
Prakerin yaitu melakukan pekerjaan yang nyata di dunia kerja dan industri atau instansi. Siswa harus melaksanakan kegiatan ini dengan sungguh – sungguh supaya pelaksanaan prakerin dapat berhasil secara maksimal.
Sesuai dengan program keahlian yaitu agribisnis ternak unggas maka kegiatan prakerin ini dilaksanakan di suatu industri peternakan yang dinilai mampu dan layak untuk dijadikan sebagai pedoman untuk sektor peternakan dan agribisnis yang akan datang,untuk itu Siswa dituntut untuk maju agar tumbuh bakat – bakat yang dapat di kembangkan demi kemajuan yang professional dan wawasan yang luas. Oleh karena itu SMK Negeri 9 Sarolangun melaksanakan kegiatan di Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu,
1.2    Tujuan
                 Adapun tujuan  dari kegiatan praktek kerja industri antara lain adalah :
1.    Mengetahui bagaimana bekerja di industri peternakan.
2.    Melatih calon tenaga kerja yang memiliki keahlian professional dengan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
3.    Memperkokoh “ link and match” ( keterkaitan dan kesepadanan).
4.    Mempelajari dan mempraktekan secara langsung teori di sekolah dan praktek di lapangan.
5.    Meningkatkan rasa tanggung jawab  dan disiplin dalam melakukan kegiatan prakerin.

BAB II
PROSES PRAKTEK KERJA INDUSTRI

2.1 Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) angkatan I dilaksankan siswa-siswi SMK Negeri 9 Singkut Kabupaten Sarolangun selama 3 bulan mulai tanggal 14 Juli Sampai dengan. 14 Oktober 2011.
Prakerin ini dilaksanakan di Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu, jalan WR Supratman  Kandang Limun Bengkulu.
Table 1. Pembimbing Kegiatan Prakerin
No    Jenis Kegiatan    Tempat Pelaksanaan    Pembimbing Lapangan
1    Budidaya Ayam Ras Petelur    Area kandang Peternakan UNIB    Ir. Warnoto Mp
2    Budidaya Itik    Area kandang Peternakan UNIB    Ir. Hidayat Mse
3    Budidaya Puyuh    Kel. Beringin Raya    Ibu Winarni
4    Budidaya Ayam Kalkun    Area kandang Peternakan UNIB    Ir. Warnoto Mp
5    Budidaya Ayam Broiler    Jln. Medan Baru Kel. Kandang Limun    Jarmuji, S.Pt Mp


BAB III
METODE MAGANG
3.1    Pelaksanaan Magang Indor
Materi atau kegiatan yang dilaksanakan selama pelaksanaan magang indoor di Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu yaitu :
3.1.1 Budidaya ayam ras petelur
Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara khusus untuk di ambil telurnya, di Indonesia kita mengenal ayam ras yang dapat dikategorikan sebagai ayam petelur dan ayam pedaging (ayam dwiguna).  Sementara ayam buras (ayam lokal) di Indonesia selalu dikategorikan sebagai ayam petelur.
Kegiatan yang dilakukan:
a.    Pemilihan Bibit
1.    Jenis-jenis ayam
•    Tipe ayam petelur ringan
Ayam tipe ini menghasilkan telur yang berwarna putih dan berukuran kecil. Karakteristik ayam tipe ini, yaitu memiliki badan yang ramping (berpostur kecil), bulu berwarna putih bersih, berjengger merah, dan sensitif terhadap cuaca panas. Ayam ini juga mudah kaget. Jika mengalami kaget atau cuaca yang panas dapat menyebabkan produksi telur menurun.
Ayam ini berasal dari galur murni white leghorn. Ayam galur ini sulit dicari, tetapi ayam petelur ringan komersial banyak dijual di Indonesia dengan berbagai nama.
•    Tipe ayam petelur medium
Ayam tipe ini mengahsilkan telur berwarna cokelat. Karena itu, ayam ini disebut ayam petelur cokelat. Karakteristik ayam ini, yaitu berbulu cokelat, menghasilkan telur cukup banyak, dan daging yang banyak. Bobot badannya berada di antara bobot ayam petelur ringan dan ayam broiler. Karena itu, ayam ini disebut tipe ayam petelur medium.
2.    Menyeleksi bibit
Dalam pengadaan bibit untuk pembesaran, terdapat dua sumber bibit yang dapat digunakan peternak, yaitu membeli Day Old Chicken (DOC) dari perusahaan pembibitan ayam petelur atau membeli pullet. Jika pengadaan bibit berasal dari perusahaan pembibitan, peternak perlu mengetahui ciri-ciri DOC yang akan digunakan.
Berikut ciri DOC yang baik untuk digunakan sebagai bibit :
•    Anak ayam terlihat aktif, lincah, mata terbuka lebar, dan bebas penyakit
•    Kakinya besar dan basah seperti berminyak.
•    Bulu cerah dan memenuhi seluruh permukaan tubuh (tidak rontok dan kusam).
•    Dubur terlihat bersih.
•    Berat sekitar 50 gram (tergantung dari strain ayam).
•    Nafsu makan dan minum terlihat normal.
b.    Manajemen Pemeliharaan
1.    Pemeliharaaan periode stater
•    Fase Awal (Stater)
Anak ayam umur 1 hari (DOC) sampai dengan 8 minggu. Pemeliharaan stater merupakan tahap pemeliharaan ayam yang paling kritis. Hal yang perlu disiapkan antara lain kandang serta peralatan yang bersih dan higienis. Selain itu, siapkan juga alat pemanas (Brooder) dan dinding pembatas (Chick guard). Pakan baru diberikan setelah DOC berada didalam kandang sekitar 4 jam.
•    Pemeliharaan Periode Grower
Pada periode ini, ayam tumbuh dengan proporsional. Namun pada umur 15 sampai 16 minggu, pertumbuhan ayam sudah mulai berkurang. Karena itu kadar protein ransum yang diberikan pada ayam grower juga sudah lebih rendah dibandingkan ransum ayam petelur stater. Ayam juga sudah tidak memerlukan cahaya tambahan, cukup menggunakan cahaya matahari. Pakan tambahan fase ini, yaitu daun Indigo yang berfungsi untuk mengurangi sifat kanibalisme pada ayam petelur.
•    Pemeliharaan Periode layer
Pada periode ini ayam dipindahkan kekandang khusus produksi. Proses pemindahan sebaiknya dilakukan pada malam hari, karena ayam tidak dapat bergerak dan mudah ditangkap, sehingga memudahkan para pekerja untuk menangkap ayam. Ayam tipe ringan akan bertelur pada umur 15 sampai 16 minggu, sedangkan ayam tipe medium akan mulai bertelur pada umur 22 sampai 24 minggu. Bahan pakan yang diberikan yaitu, dedak, jagung giling, KLK Gold, top mix, dan mineral. Untuk campuran minum ayam petelur diberikan vitamin Egg Stimulant yang berfungsi sebagai perangsang telur, meningkatan produksi telur sampai 37%, memperbaiki efisiensi ransum sampai 18%, memperpanjang masa produksi telur.

c.    Problem Kesehatan dan Solusinya
1.    Perawatan Kesehatan
•    Sanitasi Kandang
Sanitasi kandang dapat dilakukan dengan cara membersihkan kandang, perlengkapannya, dan lingkungannya secara rutin, 2 sampai 3 kali sehari. Selain itu, litter atau alas kandang berupa sekam atau jerami hendaknya selalu kering dan tidak menggumpal. Litter yang menggumpal harus segera dibuang dan diganti dengan yang baru, karena limbah kandang ayam petelur yang menumpuk dibawah kandang merupakan sumber penyakit sehingga perlu dibersihkan.
•    Vaksinasi
Vaksinasi merupakan salah satu cara pengendalikan penyakit menular dengan cara menciptakan kekebalan tubuh. Beberapa hal yang harus diperhatikan ketika memberikan vaksin, yaitu ayam yang divaksinasi harus dalam keadaan sehat, dosis harus tepat, vaksin masih terkemas dengan baik, dan menggunkan alat-alat yang steril (bersih).
Tabel 2. Program vaksin untuk ayam petelur
Jenis Penyakit    Pelaksanaan Vaksinasi    Metode Vaksinasi
ND    Hari ke-3, minggu ke-3 dan diulang setiap 3 bulan    Air minum, injeksi atau spray
Marek    Hari pertama pemeliharaan    Subcutan  atau intramuscular
IBD atau Gumboro    Hari ke-14 sampai hari ke-21 dan di ulang setiap 6 bulan    Air minum
Booster    6-8 minggu sekali    Injeksi (suntikan)
2.    Jenis Penyakit, Penyebab dan pengendaliannya
•    Newcastle Disease (ND) atau Tetelo
Penyakit ini disebabkan  oleh virus Myxouirus Multiforme. Gejala yang terlihat, yaitu terjadi gangguan pernafasan (sukar bernafas, bersin, ngorok dan batuk), gangguan saraf (sayap terkulai, kepala terpelintir dan kaki lumpuh), serta gangguan pencernaan (diare dan kotoran berwarna hijau disertai darah). Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan memberika vaksin dari strain la sota sesuai dosis yang tertera pada label kemasan. Penyakit ini belum ada obatnya.
•    Sesak Napas atau Ngorok
Penyakit ini di sebabkan oleh mycoplasma gallisepticum. Gejala yang terlihat, yaitu keluarnya eksudat (leleran) dari sinuvuris hidung bersin napas berbunyi atau ngorok dan terjadi peradangan pada kantong udara rongga perut.Selain itu nafsu makan menurun sehingga produksi telur ikut menurun pencegahan penyakit ini dapatdi lakukan dengan memberikan vaksin mutan MGTS – 11 sevanyak 2- 3kali untuk kekebalan.
•    Infections Bursal Disease (IBD) atau Gumboro
Penyakit gumboro di sebabkan virus dari genus avirbirnavirus. Gejala yang terlihat yaitu ayam terlihat lesu kotoran cair berwarna putih. Pencegahan penyakit di lakukan dengan mamberikan vaksin sesuai dosis pada label kemasan.
•    Berak putih (pullorum)
Penyakit pullorum disebabkan oleh bakteri Salmonella pollorum. Ayam yang terkena penyakit ini menunjukan gejala mengantuk,badan terlihat lemah, sulit bernafas, dan kotoran yang dihasilkan berwarna putih. Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan furazolidone melalui pakan dengan dosis 100grm/ton.
•    Coryza (Infectious Coryza)
Penyaakit coryza di sebabkan oleh Haemophilus Gallinarum.gejala penyakit di tandai dengan terjadinya pembekakan di daerah wajah (Kelopak mata dan Sekitar cuping) pencegahan dilakukan dengan cara menjaga temperature kandang indukan agar tetap hangat.Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotic melalui perantara pakan atau air minum sesuai dengan dosis yang tertera pada kamesan. contoh antibiotik yang dapat digunakan yaitu streptomycin, erythromycin ,spectiomycindan sulfadime – thoxine.

d.    Panen dan Pemasaran
1.    Pengambilan dan penyimpanan telur
Hasil panen dari beternak ayam petelur final stock merupakan telur konsumsi. Untuk pengambilan telur sebaiknya dilakukan tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Hal ini dilakukan untuk mencegah telur rusak, retak, pecah, serta terkontaminasi alas kandang dan kotoran.
Telur yang diambil, disimpan di tempat yang bersih dan tidak berbau pada suhu 15o C dan kelembapan 60%.
2.    Sortasi (Grading)
Telur yang telah dipanen perlu disortir kembali agar telur yang bagus tidak tercampur dengan telur yang abnormal, telur yang bagus atau normal adalah telur yang berbentuk oval, bersih, kulit mulus, berat sekitar 57,6 gram dengan volume sebesar 63 ml. Sementara itu, telur yang abnormal biasanya berukuran kecil atau kerabang retak

2.2.1    Budidaya itik
Permintaan Telur Itik cenderung meningkat dari tahun ke tahun, baik berupa telur mentah maupun Telur asin. Apalagi, pada hari-hari besar seperti hari Raya Idul Fitri, Natal, dan tahun baru, harga telur mengalami lonjakan. Hal ini disebabkan peningkatan permintaan terhadap Telur Itik tidak disertai kenaikan jumlah Produksi Telur (penawaran). Karna itu harga telur naik rata-rata sekitar 10%.
a.    Pemilihan bibit
1.    Jenis – jenis itik
Berikut penjelasan ciri – ciri berbagai jenis itik lokal.
•    Itik Tegal
Itik ini berasal dari Tegal, Jawa Tengah. Karna itulah disebut itik Tegal.  Itik Tegal mereupakan salah satu jenis itik Jawa (Anas javanicus) yang sangat unggul. Karakteristik itik ini adalah tinggi badan mencapai 50 cm, berat badan sekitar 1,5 kg,Tubuhnya berbentuk saperti botol, serta bulunya berwarna kecokelatan dangan variasi tertentu. Nama seperti lemahan, branjangan, blorong putihan, jambul, dan jalon, merupakan nama yang diberikan berdasarkan variasi bulu itik tersebut. Itik tegal mulai bertelur umur 5,5 – 6 bulan dengan lama produksi selama 11 bulan itik ini mampu menghasilkan telur sebanyak 250 butir/tahun dengan berat telur 65 -70grm.
•    Itik Magelang
Karakteristik itik Magelang yang khas terletak di bagian lehernya yang berwarna putih melingkar layaknya kalung. Ciri lainnya, itik ini memiliki bentuk badan tegak lurus serta tegap jika berdiri dan berjalan. Bulunya berwarna kecokelatan dengan variasi dengan cokelat muda, cokelat tua, hingga hitam.  Itik magelang mulai bertelur pada umur 5 – 6 bulan. Itk ini mampu menghasilkan telur sebanyak 200 – 300 butir/ tahun, dengan berat rata – rata telur 67,5gram/ butir.
•    Itik Bali
Itik Bali banyak dikembangbiakkan  di pulau Bali dan Lombok.  Karakteristik itik Bali, yaitu memiliki bulu berwarna putih, cokelat muda, dan hitam dengan berbagai variasi. Sementara paruh dan kakinya berwarna abu–abu kehitaman. Telur yang dihasilkan itik bali berwarna putih kebiruan. Itik ini mulai bertelur pada umur 6 – 7 bulan dan mampu menghasilkan telur sebanyak 270 butir/ tahun dengan berat telur 65 -75gram/butir.
•    Itik Mojosari
Itik ini disebut itik Mojosari karena berasal dari Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto Jawa Timur. Ciri fisik itik Mojosari hampir sama dengan itik Tegal. Namun, ukuran kakinya lebih pendek dan telurnya berukuran lebih besar dari pada itik Tegal, yaitu sekitar 70 gram/butir. Itik Mojosari mulai bertelur ketika berumur 6 – 7 bulan dengan produktivitas telur mencapai 200 butir/tahun.
•    Itik Alabio
Itik Alabio marupakan hasil persilangan itik asli Kalimantan Selatan  dengan itik Peking. Ciri fisiknya sangat berbeda dengan itik lokal lainnya. Postur tubuh berbentuk segitiga dan sedikit membungkuk landai ketika berdiri. Paruh berwarna kuning serta ukuran kepala kecil dan membesar kebawah. Bulu itik Alabio jantan berwarna abu–abu  kehitaman dengan bulu pada ekor melengkung ke atas.bulu itik berwarna kuning keabuan dengan warna kehitaman di bagian tubuh tertentu. Itik Alabio mampu menghasilkan telur sebanyak 130 butir/tahun dengan berat telur 65 – 70 gram. Itik ini menghasilkan telur dengan cangkang berwarna hijau muda keabuan.
2.    Menyeleksi bibit
Hindari memilih itik jantan jika tujuan memlihara hanya untuk telur konsumsi. Apalagi kehadiran itik jantan hanya akan menghabiskan energi itik betina (di kejar-kejar oleh jantan) dan mengurangi jatah pakan itik betina. Itik jantan memiliki warna bulu yang lebih tua dan bentuk tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan itik betina. Selain itu, suara nya agak serak, “berwajah angker”, paruh berwarna hitam kelam, kloakanya agak menonjol, dan di bagian ekor terdapat dua atau tiga bulu yang mencuat ke atas. Sementara itu, itik betina memiliki suara nyaring, paruh warna hitam keputian, dan gerakan lebih lincah.  Ada dua sumber bibit yang digunakan untuk mendapatkan itik petelur, yaitu kembali ke DOD (Day Old Duck), dan membeli itik yang siap bertelur (itik dara umur 5 - 6 bulan).
3.    Bibit Day Old Duck (DOD)
Bibit DOD yang dipilih sebaik nya sehat dan berkualitas baik. Hal ini dapat dilihat pada ciri-ciri DOD, yaitu itik kelihatan aktif, mata terlihat bulat dan tidak mengantuk, kaki kuat dan tegak, tidak ada cacat, serta bulu tubuh, dubur, dan pusarnya kering dan tidak lengket.
4.    Bibit Siap Bertelur
Itik siap bertelur adalah itik dara berumur 5-6 bulan yang beberapa hari lagi akan bertelur.  Itik dara yang siap bertelur memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
•    Tubuh ramping, tegak, seperti botol.
•    Kepala kecil.
•    Paruh kecil dan berbentuk pipih.
•    Leher kecil, panjang, dan bulat seperti rotan.
•    Mata cerah dan bersinar.
•    Bulu tumbuh rata, halus dan mengkilap (tidak suram)
•    Tidak terdapat luka.
Pilihlah itik betina yang sosoknya ramping, tegak, dan kelihatan sehat. Cara membedakan itik muda dan itik tua secara tepat memang agak sulit. Namun, membedakan itik muda dengan itik tua justru jauh lebih mudah. Berikut cara membedakan itik yang masih muda dengan itik yang sudah tua.
Tabel 3.  Perbedaan itik tua dan itik muda
No    Hal yang di amati    Itik muda    Itik tua
1    Ujung lulang dada dan tulang capit udang(pupisnya)    Lunak dan lentur    Keras
2    Bentuk paruh    Sempit    Lebar
3    Telapak kaki    Halus dan agak berbulu    Tebal, kasar da kusam
4    Kepala itik    Lebih kecil    Lebih besar

b.    Perkandangan
1.    Persyaratan teknis kandang
Berikut syarat – syarat kandang itik secara umum :
•    Kandang memiliki ventilasi udara. Kotoran itik mengandung amonia, sehingga sirkulasi udara herus baik. Sirkulasi udara akan berjalan baik jika di dinding hanya setinggi 60 cm dan ada bagian yang terbuka hingga atap.
•    Kandang memiliki atap yang memanjang sedikit lebih landai pada salah satu sisinya, hal tersebut untuk melindungi itik dari hujan dan angin yang kencang.
•    Kandang tidak boleh lembab, lantai harus selalu kering, dan selalu dibersihkan setiap hari.
•    Untuk memelihara secara semi-intensif, di halaman kandang terdapat tempat bermain dan kolam air sebagai sumber air minum dan tempat berenang.

2. Lokasi kandang
Lokasi ideal untuk beternak itik adalah jauh dari kebisingan, berdrainase baik, mudah mendapatkan air bersih, tanah tidak becek, dan mudah transportasinya. Selain itu, angin diusahakan dapat masuk ke kandang sehingga terjadi pertukaran udara, dan sinar mata hari juga mudah masuk ke kandang.
3.    Letak dan Arah Kandang
Kandang dibangun membujur dari Timur ke Barat. Kndang dibuat ke arah Timur agar sinar matahari pagi masuk ke dalam kandang, sehingga ruangan kandang menjadi sehat dan cukup terang.
4.    Ukuran Kandang
Ukuran kandang disesuaikan  dengan umur itik, jumlah itik yang dipelihara, dan lahan yang tersedia. Satu ekor itik dewasa, biasanya dipelihara dalam kandang berukuran 50 x 50 cm atau 0,25 m2.  bararti untuk memelihara itik sebanyak 100 ekor diperlukan lahan seluas 25 m2  atau lahan ukuran 5 x 5 m.
5.    Konstruksi Kandang
Atap dapat terbuat dari bahan asbes, genting, rumbia, atau plastik. Namun, atap rumbia paling disukai peternak. Selain harganya murah, rumbia mudah didapat dan dapat menahan panas. Dinding kandang semi – intensif biasanya terbuat dari bilah bambu, kayu, atau terpal sederhana. Berbeda dengan kandang intensif yang terbuat dari kawat ram, bilah bambu, ataupun kayu.  Atap kandang. Genting cocok di ginakan di kandang yang berada di daerah tropis. Alas kandang semi – intensif. Biasanya hanya beralaskan tanah yang dilapisi jerami.
a.    Jenis kandang
Berdasarkan konstruksinya, kandang itik terdiri atas dua tipe, yaitu kandang koloni dan kandang baterai. Namun, dalam pemeliharaan itik biasanya terdapat empat tipe kandang yang digunakan, yaitu kandang boks, kandang postal, kandang individu (baterai), dan kandang ren.
1.    Kandang itik anakan (starter).
Kandang starter digunakan untuk memelihara itik berumur tiga minggu.Ukuran kandang disesuaikan dengan jumlah dan umur itik. Kepadatan kandang itik umur satu minggu adalah 50 – 60 ekor/ m2 , umur 1 – 3 minggu sekitar 40 ekor / m2, dan umur 1 bulan maksimum 20 ekor / m2.

2.    Kandang  Pembesaran (Grower)
Itik  yang  sudah berumur  lebih dari satu bulan biasanya  ditempatkan di kandang pembesaran berupa kandang postal. Ukuran kandang itik disesuaikan dengan ketersediaan lahan dan bahan kandang. Sebagai patokan, kepadatan itik dalam kandang dengan sistem intensif  yang disarankan adalah 10 ekor/m2 .
3.    Kandang Itik Produksi (Layer)
Kandang  layer (itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterai (satu atau dua ekor dalam satu kotak) dan bisa berupa kandang ren (kelompok) dengan kepadatan itik dewasa  4-5 ekor/m2 .
b.    Perlengkapan kandang
Perlengkapan kandang yang diperlukan diantaranya tempat pakan, tempat minum, lampu untuk fase DOD, dan tempat grit. Tempat pakan dan minum harus tersedia  dalam jumlah yang cukup dan berasal dari bahan yang tidak mudah berkarat, seperti papan, bambu, plastik, atau paralon. Tempat pakan itik perlu dibuat agar lebar, karena itik makannya”nyosor”.
Kolam kecil di bawah areal kandang. Kolam ini berfungsi sebagai tempat minum, mandi, dan bermain.
c.    Pakan dan Air Minum
1.    Pakan
•    Pakan Itik Anakan (Starter)
Ketika baru dipindahkan dari kotak penetasan ke kandang boks, anak itik terlebih dahulu diberi minuman berupa air gula. Air gula ini dibuat dengan melarutkan satu sendok gula putih atau gula merah dalam satu liter air minum. Setelah satu jam, baru anak itik boleh di beri makan sedikit demi sedikit. Selama satu minggu pertama, itik sebaiknya diberikan air minum yang dicampur dengan antibiotik dan vitamin untuk merangsang nafsu makan.  Pakan mulai diberikan saat itik berumur 3 hari. Umur 3 hari sampai 8 minggu itik diberikan pakan sebanyak-banyaknya untuk menunjang rangka dan tubuh, tetapi tetap tidak boleh melewati target bobot badan sebesar 600 – 700 gram. Jenis pakan  yang di berikan dapat berupa starter BR1 atau konsentrat 511.Setelah umur 4 bulan, itk mulai di beri pakan khusus itik.
•    Pakan Periode Grower
Pemberian pakan periode grower harus memenuhi kualitas dan kuantitas yang di butuhkan itik. Bobot standar itik petelur usia sekitar 20 minggu adalah 1,35-1,4 kg. Jika bobot itik kurang dari target produksi, perlu dilakukan penambahan jumlah pakan sebaliknya jika itik terlalu gemuk, perlu dilakukan pengurangan pakan.
Itik usia tiga bulan diberi pakan berbentuk tepung sebanyak 80 gram per hari ditambah pakan bentuk butiran.  Selain itu, pakan hijauan, tepung tulang dan kapur juga diberikan tiga kali sehari, yakni pada pagi, siang, dan sore hari.
•    Pakan priode Layer
Selama masa layer, biasanya peternak meracik sendiri yang akan diberikan pada itik. Bahan baku ransum yang akan digunakan untuk pakan layer kosentrat itik, kosentrat ayam, dedak halus, jagung giling (jagil).  Pakan tambahan lainnya pada priode layer seperti eceng gondok, pemberian eceng gondok dapat meningkatkan itensitas warna pada kuning telur menjadi lebih orange (kandungan proteinnya lebih tinggi).
1.    Cara pemberian pakan
Dalam sehari, pemberian pakan dilakukan sebanyak 2-3 kali dengan komposisi dan jumlah yang sama. Dalam meracik pakan, hal yang perlu diperhatikan adalah jumlah kebutuhan zat gizi itik dan kandungan gizi bahan baku campuran pakan tersebut.  Berikut kebutuhan zat gizi itik berdasarkan umurnya.

Tabel 4. Kebutuhan Zat Gizi Itik Berdasarkan Umurnya
Zat Gizi    Umur (Minggu)
    1-12    12-22    Lebih dari 22 ( dewasa)
Energi (kkal/ kg)    2.600    2.400    2.400-2.600
Protein kasar(%)    15-17    14    14-15
Karbohidrat(%)    60    45    55
Lemak(%)    10    7    4
Kalsium(%)    0,9    1    3,4
Fosfor    0,45    0,4    0,34

2.    Air minum
Selama tiga hari pertama, itik masa starter (umur 0 – 7 hari) diberi minum berupa air yang dicampur dengan vitamin dan mineral. Pada umur 7 – 28 hari, itik diberi minum secara terus – menerus. Pada priode layer, vitamin biasanya diberikan dengan cara mencampurkannya kedalam air minum. Jumlah vitamin dan air minum yang diberikan sesuai dengan dosis yang tertera pada lebel kemasan.
d.    Menejemen pemeliharaan
Sistem pemeliharaan atau pola beternak itik dapat dibedakan menjadi sistem konvensional, itensif, dan semi – itensif. Sistem konvensional menggunakan pola penggembalaan. Pada sistem semi – intensif, itik digembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari. Sementara itu, pada sitem intensif itik di pelihara dengan cara di kandangkan setiap hari tanpa penggembalaan sama sekali. Itik mulai bertelur sejak umur 5 bulan dalam mencapai pucaknya pada umur satu tahun, setelah itu mengalami rontok bulu (moulting), diperkirakan pada pemeliharaan 2 tahun (730 hari), itik berproduksi sebanyak 70%. Itik yang diternakan secara itensif mampu menghasilkan telur 200 – 250 butir/ekor/tahun.
•    Pemeliharaan periode starter
Tujuan utama pemeliharaan pada masa starter adalah menekan kematian pada fase awal hidup DOD dan meningkatkan bobot itik sesuai dengan yang diinginkan pada umur 8 minggu. Suhu harus tetap dijaga konstan pada pagi, siang, dan malam hari. Karena itu, kandang perlu diberi induk buatan berupa lampu selama 1 minggu pertama dengan suhu 29 – 32OC. pada minggu kedua sampai minggu ketiga, suhu diturunkan menjadi sekitar 27OC. pemanasan dilakukan terutama pada malam hari.
•    Pemeliharaan periode Grower
Memasuki umur 22 minggu, itik perlu dipindahkan ke kandang batrai, jika sistem pemeliharaan merupakan sistem intensif. Jika tidak, berarti akan terus dipelihara di dalam kandang ren. Memasuki fase ini pertumbuhan itik berjalan lambat karena zat makanan banyak digunakan untuk beraktivitas. Target berat badan ideal minggu ke-23, yaitu sekitar 1,4 -1,6 kg. Jika berat badan itik kurang dari 1,4 kg, itik akan mengalami keterlambatan kematangan kelamin. Sementara itu, itik yang memiliki berat badan lebih dari 1,6 kg terlalu gemuk, sehingga itik menjadi lebih mudah bertelur.
•    Pemeliharaan periode dara
Pemeliharaan itik pada masa dara bertujuan untuk mendapatkan bibit itik setiap bertelur yang memenuhi syarat. Karena itu, lingkungan dan kandang itik periode dara harus bersih dan nyaman.
•    Pemeliharaan Priode Bertelur
Itik dara bertelur secara bertahap. Produksi telur itik dara umur 5 bulan mencapai 5%. Jumlah telur akan terus bertambah dan akhirnya produksi telur mencapai 60-70%. Produksi telur akan tetap setelah  itik berumur 8-6 bulan atau setelah mengalami masa rontok bulu pertama, sebanyak 30% itik akan diafkir menjadi itik pedaging. Lama pemeliharaan itik petelur yang dipelihara secara intensif atau semi-intensif sekitar 2 tahun . Periode kedua merupakan bertelur yang paling tinggi. Karena itu, banyak peternak memelihara itik petelur hanya sampai masa rontok bulu  kedua, lalu mencari bibit yang baru. Populasi itik dengan  produktivitas telur dibawah 45% perlu mendapat perhatian dan dipisahkan dari itik yang produktif. Itik yang sudah tidak berproduksi (apkir) dapat dijual sebagai itik potong.
Berikut ini salahsatu contoh rangkaian kegiatan pemeliharaan itik yang dilakukan selama prakerin di Jurusan Peternakan UNIB
1.    Pukul 06.00-07.45
Menyiapkan dan menempatkan  pakan serta membersihkan kandang yang kotor. Pada kandang ren, pakan ditempatkan dibagian luar kandang atau tempat itik bermain. Untuk kandang baterai, pakan itik ditempatkan  di dalam wadah pakan yang telah tersedia. Membersihkan litter dilakukan dengan membalik atau mengganti  lapisan jerami atau sekam yang telah kotor.
2.    Pukul 08.45-10.00
Mengeluarkan itik dari kandang tertutup (untuk kandang tipe ren) dan mengambil telurnya. Untuk kandang baterai, pengambilan telur dilakukan bersamaan dengan pemberian pakan. Pada saat ini juga dilakukan pengontrolan  terhadap itik yang terlihat kurang aktif atau sakit.
3.    Pukul 10.00-10.45
Membersihkan tempat pakan atau tempat minum serta mengontrol kondisi kebersihan kandang.
4.    Pukul 13.00-15.45
Mengamati lingkungan kandang, mengontrol itik yang sakit dan mengamati gangguan dari luar kandang.
5.    Pukul 15.00-16.30
Menyiapkan dan memberikan pakan.
6.    Pukul 16.00-17.30
Memasukkan itik kembali ke dalam kandang dan memeriksa kondisi air minum.

•    Pemeliharaan pada Masa Rontok Bulu
Rontok bulu merupakan proses alami bagi setiap itik betina dan indikator batas periode bertelurnya itik. Rontok bulu terjadi setiap 11-12 bulan sekali dengan lama masa rontok bulu selama 3-4 minggu. Pada masa rontok bulu, produktifitas itik petelur menurun drastis, tetapi nafsu makan justru tinggi. Karena itu, peternak sebaiknya mengurangi jumlah dan kualitas pakan yang diberikan karena itik pada periode ini sedang tidak produktif. Jika masa rontok bulu tiba, laring atau force moulting perlu dilakukan untuk menyeragamkan masa rontok bulu, yaitu dengan memasukkan itik tanpa memberi pakan dan hanya memberikan air minum selama tiga hari hingga tubuhnya lemah dan bulunya rontok.. Jika itik sudah rontok, berarti pakan dengan porsi sedikit terlebih dahulu. Selanjutnya, berikan porsi normal pada minggu ketiga. Dengan cara tersebut, produktivitas telur akan normal kembali pada minggu berikutnya. Untuk mempercepat  tumbuhnya bulu, pisahkan itik yang bulunya rontok dan beri pakan yang mengandung protein tinggi, seperti ikan asin atau tauge. Kedua perlakuan tersebut akan mempercepat  itik produksi lagi.
e.    Problem kesehatan dan Solusinya
a.    Perawatan kesehatan
•    Sanitasi kandang
Kebersihan kandang dan lingkungan di sekiternya harus selalu terjaga dengan baik agar itik selalu dalam keadaan sehat. Jika perlu kandang di semprot disinfektan bersepektrum luas penggunaan sprayer bertekanan tinggi. Semua peralatan kandang, seperrti tempat makan dan minum dicuci dengan mengunakan disinfektan. Desinfektan yang dapat di gunakan diantaranya larutan formalin, fenol, iodin,atau klorin sesuai dengan dosis yang dianjurkan pada kemasan.
•    Vaksinasi
Vaksinasi bertujuan meningkatkan kekebalan tubuh. Pemberian vaksin pada itik biasanya dapat melalui air minum, suntik, tetes mata, atau tetes hidung. Itik yang di pelihara secara intentif  dalam usaha berskala menengah sampai besar memerlukan vaksinasi. Namun, itik yang dipelihara secara semi – itensif biasanya tidak memerlukan vaksinasi.
b.    Pengendalian Penyakit Itik
Itik merupakan unggas yang memeliki daya tahan tubuh cukup baik. Namun, seiring dengan aktifitasnya dalam kandang, kebersihan kandang yang kurang terjaga, dan perubahan suhu lingkungan yang terlalu ekstrim, dapat menyebabkan itik sakit.
f.    Panen dan Pemasaran
1.    Panen
Hasil panen yang diperoleh pada usaha ini berupa telur konsumsi dan itik afkir. Banyaknya telur yang dihasilkan dalam beternak itik sistem intensif atau semi intensif sekitar 250 – 270 butir/ ekor/ tahun. Jumlah tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan produksi telur dari itik yang diternakan secara tradisional ( 170 butir/ tahun). Namun, potensi produksi itik dalam satu populasi berbeda–beda sehingga jarang yang mencapai produksi 100%. Itik afkir adalah itik yang sudah tidak menghasilkan telur lagi atau produksi telurnya telah menurun (di bawah 45%). Itik ini dijual sebagai itik potong dan dijual dengan harga 40% lebih murah dibandingkan dengan bibit siap bertelur.
•    Pengambilan dan Penyimpanan telur
Pengambilan telur dilakukan satu kali dalam sehari, yaitu pada pagi hari karena itik bertelur pada pukul 02.00 – 09. 00 WIB. Telur yang telah diambil, diletakan kedalam keranjang telur (egg tray)  dan disimpan di tempat penampungan yang aman dari gangguan pencuri atau gangguan lain yang bisa merusak telur. Telur yang kotor sebaiknya dibersihkan dahulu dengan kain lap kering sebelum di simpan atau dijual. Cara meletakan telur kedalam keranjang atau egg tray yang baik adalah dengan meletakkan bagian telur yang tumpul berada di atas.
•    Sortasi (Grading)
Telur konsumsi yang telah dipanen perlu disortir kembali. Telur konsumsi yang digemari konsumen umumnya berbentuk oval sempurna dengan cangkang berwarnah biru. Selain itu, kondisi telur harus utuh, cangkang terlihat bersih dan halus, serta memiliki ukuran yang cukup besar. Telur disortasi menjadi dua kelompok, yaitu telur yang berukuran kecil dikelompokkan menjadi telur jenis konsumsi biasa, dan telur yang berukuran besar dikelompokan menjadi telur konsumsi super.
•    Pengemasan
Pengemasan dilakukan untuk mempermudah pengangkutan dan memberikan nilai tambah pada telur itik. Pengemasan telur dilakukan menggunakan kotak karton atau kantong plastik dan memberikan label pada kemasan tersebut.
•    Pemasaran
Pangsa pasar telur itik konsumsi sebenarnya sangat beragam, mulai dari konsumen umum hingga restoran atau rumah makan. Beberapa contoh usaha yang memerlukan telur itik yaitu pedagang telur asin, pedagang martabak telur, rumah makan, dan pedagang jamu.


Gambar 1. Diagram alur pemasaran telur itik
2.2.2    Budidaya Puyuh
Burung puyuh memiliki potensi yang sangat besar untuk diternakan.Tingkat adaptasi yang sangat tinggi terhadap lingkungan membuat puyuh cocok dan mudah diternakkan secara komersial. Menurut beberapa peternak, puyuh lebih tahan penyakit di bandingkan dengan ayam ras tau ayam kampung. Pemeliharaan puyuh cukup mudah, sederhana, dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Modal dan biaya usaha ternak puyuh juga relatif lebih kecil dibandingkan dengan unggas besar sehingga bisa dilakukan sebagai usaha sambilan dalam keluarga. Burung puyuh, merupakan unggas yang sangat berpotensi untuk menghasilkan telur dan daging.
Telur puyuh merupakan sumber protein hewani rendah lemak. Puyuh mampu menghasilkan telur 200-300 per tahun dengan berat rata-rata telur sekitar 10 gram. Harga jual telurnya di pasaran lebih relative stabil. Selain telur, puyuh dapat diternakkan untuk menghasilkan daging. Puyuh yang tidak menghasilkan telur lagi biasanya dijual menjadi puyuh pedaging.
a.    Pemilihan Bibit
Burung puyuh (Coturnix coturnix japonica) merupakan burung yang memiliki tubuh reletif kecil, gemuk, bulat dengan kaki pendek, dan tubuhnya dipenuhi bulu berwarna cokelat dengan bercak putih dan hitam. Berat tubuh puyuh dewasa sekitar 140 gram. Puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang dalam waktu lama. Namun, burung ini mampu berlari dengan kecepatan tinggi dan terbang dalam jarak dekat saat terancam. Telur puyuh, merupakan salah satu sumber protein hewani yang rendah lemak.
•    Menyeleksi Bibit
Menyeleksi bibit puyuh tergantung pada tujuan usaha yang ingin dilakukun oleh peternak. Jika  tujuan usahanya untuk memproduksi telur, akan lebih efektif jika peternak pemula membeli bibit puyuh yang siap bertelur  (pullet), untuk peternak yang sudah berpengalaman beternak puyuh, penguna bibit puyuh, pengguna bibt DOQ akan lebih mengefisienkan modal usaha.
Untuk memproduksi telur puyuh diperlukan bibit puyuh berkualitas. Bibit puyuh yang berkualitas berasal dari ras unggul dan diperoleh dari peternak yang sudah mempunyai kredibilitas. Bibit puyuh yang berkualitas memiliki cirri-cri berikut:
1.    Berasal dari indukan unggul, sehat (tidak ada riwayat penyakit New castle disease) dan bukan berasal dari induk puyuh liar.
2.    Seksing bibit puyuh tampak aktif dan lincah.
3.    Bentuk badan sempurna, simetris, dan memiliki anggota badan lengkap.
4.    Bulu badannya cerah, tidak kusam, dan tidak ada tanda-tanda kerontokan.
5.    Bibit puyuh betina. Pilihan yang terlihat sehat, lincah, dan bulunya berwarnah cerah.
Untuk beternak puyuh petelur, bibit yang perlu disiapkan adalah puyuh betina, sedangkan puyuh jantan tidak diperlukan karena tujuan produksi telur hanya untuk dikonsumsi. Untuk membedakan puyuh jantan dan betina (seksing) biasa dilakukan pada umur 3 – 4 minggu.

Tabel 5. Tabel Perbedaan Antara Puyuh Jantan dan Betina
No    Hal yang Diamati    Jantan    Betina
1    Kepala atau wajah    Warna cokelat gelap dan rahang bawah terlihat gelap    Berwarna cokelat terang dan terdapat rahang bawah putih
2    Bulu dada    Coklat muda polos tanpa gradasi dan bercak    Terdapat gradasi cokelat atau hitam
3    Dubur atau anus    Terdapat tonjolan berwarna merah di atas dabur Dan jika tertekan akan mengeluarkan busa berwarna putih.    Tidak terdapat tonjolan
4    Warna bulu di atas mata    Bulu berwarna gelap dan berbntuk garis melengkung.    Bulu tidak berwarna gelap dan tidak berbentuk melengkung

b.    Perkandangan
Kandang adalah salah satu komponen penting dalam pemeliharaan puyuh.segala aktivitas keseharian puyuh dilewatkan di dalam kandang.  Hal ini upaya untuk memberikan kondisi yang baik dan nyaman bagi puyuh akan berpengaruh pada hasil produksi yang tinggi. Kandang puyuh. merupakan komponen penting dalam pemeliharaan puyuh.

1.    Persyaratan  Teknis Kandang
•    Lokasi Kandang
Lokasi kandang  yang sesuai untuk beternak  puyuh, diantaranya jauh dari pemukiman padat, sirkulasi udara baik, sinar matahari cukup, jauh dari unggas lain, dekat sumber air, amaan dari gangguasn binatang predator, dan mempunyai eksesibilitas yang baik.Suhu yang baik untuk pertumbuhan puyuh, yaitu 20-25OC dengan kelemahan udara 30-60%

•    Letak Dan Arah Kandang       
Kandang dibangun Membujur Kearah Timur-Barat, dengan kandang menghadap ke arah timur, selain bertujuan untuk membunuh kuman penyakit, sinar matahari yang masuk ke kandang akan mengurangi kelembaban kandang dan membantu sintesis vitamin di dalam tubuh puyuh.
   
•    Ukuran Kandang
 Untuk efisiensi lahan, semua jenis kandang dapat dibuat bertingkat hingga 3-5 tingkat.  Dengan membuat kandang betingkat, jumlah populasi puyuh yang dipelihara bertambah sehingga pendapatan persatuan luas lahan pun meningkat. Adapun klasifikasi ukuran kandang dapat dilihat dalam tabel berikut.
Tabel 6. Klasifikasi ukuran kandang berdasarkan jumlah puyuh.;
Jenis    Ukuran
Panjang x lebar x  tinggi (cm)    Jarak antarTingkat,
untuk laci kotoran (cm)    Jumlah Puyuh Dewasa (ekor)
Kandang kecil    100 x 45 x 7    5    20-25 ekor
Kandang sedang    140 x 60 x 27    5    40 ekor
Kandang Besar    200 x 60 x27    5    >40 ekor


c.    Jenis kandanng 
1.    Kandang anak puyuh ( Starter)
Kandang starter digunakan  oleh DOQ sampai siap dipindahkan ke kandang pembesar yakni umur 1-21 hari. Kepadatan umur populasi puyuh umur 1-10 hari adalah 60 ekor/m2  . Ukuran kandang yang sering di gunakan adalah 100 x  100 x 40cm. Dengan ketinggian lantai dari atas tanah sekitar 50cm. Ukuran kandang ini dapat memuat 90-100 ekor anak puyuh.
2.    Kandang pembesaran (Grower)
Kandang pembesaran (grower) digunakan saat puyuh berumur 3 -6 minggu. Dalam satu kotak sekat sebaiknya populasi di batasi sampai 50 – 60 ekor/m2. hal ini di maksutkan agar tidak terjadi saling berabut makanan dan menghindari menularnya penyakit dengan cepat.
3.    Kandang puyuh produksi (layer)
Kandang produksi (layer) digunakan untuk memelihara puyuh umur 6 minggu sampai afkir. Kepadatan maksimal puyuh pada priode ini adalah 40 ekor/m2.  Kandang layer tidak juah berbeda dengan kandang grower sehingga puyuh tidak harus di pindahkan dari satu kandang ke lainnya.

d.    Perlengkapan kandang
Perlengkapan kandang diantaranya tempat pakan, tempat minum, lampu pemanas, dan alat solder,tempet pakan dan minum biasanya diletakan di dalam kandang. Solder diperlukan untuk memotong paruh burung puyuh saat puyuh berada pada periode pembesaran.  Tempet pakan dapat dibuat dari bahan bambu, pipa paralon, plastik, atau baki.bahan tersebut dimodifikasi sedemikian rupa sehingga pakan tidak bercampur dengan kotoran, tidak mudah tercecer atau tumpah, tidak mudah terinjak – injak oleh puyuh, dan puyuh tidak masuk ke tempat pakan. 
    Tempat minum yang digunakan dapat mengunakan tempat minum dari plastik untuk ayam.  Piringan bagian bawah tempat minum diberi krikil atau kelereng agar puyuh tidak terjerembab dalam piringan tersebut. Anak puyuh berumur 1 – 20 hari diberi lampu pemanas ukuran 45 watt sebanyak dua buah di dalam kandang. Semantara itu, puyuh umur 20 hari sampai apkir diberi tiga buah lampu ukuran 45 watt di luar kandang dan diatur agar seluruh bagian kandang terang. Lampu dinyalakan sesuai dengan suhu lingkungan (suhu ideal 20 – 25OC). Lampu pemanas perlu dinyalakan pada malam hari agar puyuh tetep beraktivitas pada malam hari.


c.    Pakan dan air minum
1.    Jenis pakan
Pakan merupakan komponen yang persentasenya paling tinggi di antara komponen biaya dalam beternak puyuh.  Karena itu, masalah pakan harus mendapat perhatian. Jika memungkinkan disarankan mencari pakan atau bahan penyusun pakan yang kualitas dengan harga relatif murah atau pakan racikan

Tabel 7. Contoh komposisi pakan racikan berdasarkan periode (umur) puyuh
Jenis pakan    Priode puyuh
    Stater (%)    Grower (%)    Layer (%)
Dedak padi    25    27    21
Tepung jagung    55    55    52
Bungkil kedelai    9    6    16
Tepung ikan    9    10    9
Tepung kerang    2    2    2

Cara Membuat
1.    Campurkan bahan yang berbentuk tepung dengan sesama bahan yang berbentuk tapung juga.
2.    Campurkan terlebih dahulu bahan yang persentase besar dengan bahan yang persentase besar seperti dedak padi dengan tepung jagung.sementara itu,bahan yang persentase kecil seperti bungkil kedelai, tepung ikan, dan tepung kerang.
3.    Setelah itu, campurkan bahan yang persentase besar ke bahan yang persentasenya sedikit aduk ke dua campuran bahan tersebut hingga homogen atau rata. Pakan ini diberikan dengan bentuk campuran tepung (mash).
Komposisi bahan dasar bahan pakan juga dapat disusun sesuai dengan kebutuhan gizi puyuh dan periode pemeliharaan (umur) puyuh. Adapun kebutuhan gizi puyuh berdasarkan umurnya dapat dilihat pada tabel tersebut.


Tabel 8.  Kebutuhan gizi puyuh
No    Umur (mimggu)    Protein (%)    Energi (kkal/kg)    Lemak (%)    Serat kasar (%)    Kalsium (%)    Fosfor (%)
1.    0 -3    24    2.900    2,8    4,5    0,8 - 1    0,6
2.    3 -7    22    2.700    2,8    4 -5    0,8 - 1    0,4
3.    7 – apkir    22    2.900    6    6    3,25 - 4    0,6


d.    Jumlah dan  cara pemberian pemberian pakan
Jumlah pakan yang diberikan terganung pada umur dan bobot badan puyuh. Secara umum, jumlah pakan yang diberikan sebanyak 10% dari bobot badannya. Sebagai contoh, seekor puyuh berumur 10 hari dengan berat badan 10 gram membutuhkan pakan seberat 1–2 gram/hari/ekor.
     Puyuh anakan diberikan pakan 2x sehari yaitu pada pagi dan siang hari. Sementara puyuh remaja atau dewasa diberikan ransum hanya 1x sehari, yaitu pada pagi hari. Untuk puyuh periode layer pakan di berikan 1 – 2x sehari, tergantung pada daya tampung pakan, pengisian tempat pakan, dan jumlah puyuh dalam satu kandang untuk menghindari tercecernya pakan, pengisian tempat pakan sebaiknya cukup setengah hingga tiga perempat bagian tempat pakan tempat pakan puyuh dewasa grower dan layer sebaiknya di berikan tutup kawat,agar pakan tidak tumpah. Cara memberi pakan anak puyuh berumur 1 – 7 hari adalah dengan meletakan pakan berbentuk tepung di atas nampan plastik kecil dan bagian atasmya di tutupi ram kawat satu inchi agar pakan tidak diacak – acak  anak puyuh. untuk anak puyuh priode  grower pakan sudah dapat diberikan dalam wadah pakan bambu atau pipa paralon yang biasa di gunakan. Dan air minum puyuh membutuhkan air minum sekitar satu liter/hari dengan jumlah puyuh 50ekor/hari.

e.    Hal – hal yang Diperhatikan Selama Masa Pemeliharaan

1.    Pembuangan kotoran puyuh
Kotoran puyuh yang tertampung di laci kotoran dibuang 3 – 7 hari sekali kedalam lubang penampungan kotoran . lubang ukuran 3 x 2 x 1,5m dapat menampung kotoran  1.000 ekor puyuh . lubang penampungan kotoran dibuat tidak jauh dari kandang dan diberi atap agar tidak terkena hujan. Namun, sinar matahari diusahakan dapat masuk kedalam lubang. Kotoran puyuh dapat diolah menjadi pupuk organik.
2.    Menggebrak kandang untuk menumbuhkan mental anti stres
Puyuh dikenal sebagai ternak yang mudah stres, sehingga lokasi kandang harus di tempat sepi. Jika ketersediaan tempat justru berada di lingkungan padat penduduk dan bising suara, peternak dapat memberikan perlakuaan penggebrakan kandang. Hal ini di lakukan agar puyuh terbiasa dengan suara bising dan tidak mudah stres.

f.    Problem kesehatan dan solusinya
1.    Perawatan kesehatan
Ada tiga langkah dasar yang perlu dilakukan secara disiplin untuk mencegah aneka penyakit yang berpotensi menyerang puyuh. Ketiganya harus dilakukan secara bersama – sama, agar diperoleh hasil yang optimal.  Berikut langkah–langkah dasar tersebut.
•    Sanitasi kandang 
Kebersihan kandang harus selalu dijaga dengan cara melaksanakan sanitasi kandang secara rutin. Tempat kotoran di bagian bawah kandang perlu di bersihkan dan dibuang kotorannya setiap hari. Pembuangan kotoran ini harus dilakukaan dengan segera agar lantai tidak lembab atau basah.
•    Vaksinasi
Vaksinasi yang biasa diberikan adalah vaksin ND (newcastle disease) dan untuk mencegah penyakit tetelo dan vaksin flu burung Al ( asian influenza )  . vaksinasi untuk penyakit lainnya bisa saja dilakukan, tetapi tidak lazim dan sering dianggap sebagai pemborosan. 
•    Mengadakan Isolasi
Mengisolasi daerah perkandangan dilakukan dengan cara membatasi orang atau karyawan yang masuk ke areal kandang. Celupkan atau semprotkan disenfektan ada peralatan atau orang jika ingin ke kandang atau dekat lokasi kandang. Penyimpanan pakan juga harus diperhatikan dengan saksama jangan sampai lembab, karena pakan yang lembab  mudah tercemar aflatoksin.
g.    Panen dan pemasaran
1.    Panen
•    Pengambiln dan penyimpanan telur
Selama masa produksi, puyuh menghasilkan sebutir telur setiap hari. Puyuh biasanya bertelur dari siang hingga sore hari dan paling banyak pada sore hari, yaitu pada pukul 16.00 – 17.00 WIB. Pengambilan telur dapat dilakukan 1 – 2 kali sehari, pada pagi atau sore hari setelah pemberian makan dan minum. Jumlah produksi telur puyuh di setiap kandang harus selalu dicatat dan direkap. Hal ini berguna untuk melihat produktivitas puyuh tersebut.
•    Sortasi (Grading)
Telut yang kurang baik ditandai dengan kulit telur tipis, ukuran telur terlalu kecil, retak, atau pecah. Telur ini sebaiknya langsung dipisahkan dari telur normal. Telur puyuh dapat diklasifikasikan dalam grade tertentu yang dapat dibuat sendiri oleh peternak. Sebagai contoh, pembagian grade telur puyuh di lakukan sebagai berikut.
a.    Grade A untuk telur berukuran besar dengan jumlah telur 85 – 93 butir/kg, spot bercaknya jelas, kulit cangkang tebal, dan tidak mudah pecah.
b.    Grade B untuk telur berukuran sedang dengan jumlah telur 94 – 105 butir/kg, memiliki bercak yang jelas, dan berkulit tebal.
c.    Grade C untuk telur berukuran kecil dengan jumlah telur 106 – 115 butir/kg, bercaknya jelas hingga samar – samar, sedangkan kulit telur ada yang tipis dan ada juga yang tebal.
•    Pemasaran
Untuk memulai suatu sistem pemasaran, peternak perlu mengetahui keinginan pasar dengan cara melakukan survei pasar dan mengetahui prediksi kebutuhan telur puyuh pada waktu mendatang. Usaha peternakan puyuh dapat menghasilkan berbagai produk, dan puyuh afkir. Sementara hasil sampingannya dapat berupa karung bekas pakan dan kotoran puyuh.


2.2.3    Budidaya Ayam Kalkun
Kalkun atau ayam kalkun adalah sebutan untuk dua spesies burung berukuran besar dari ordo Galliformes genus Meleagris. Kalkun betina lebih kecil dan warna bulu kurang berwarna-warni dibandingkan kalkun jantan. Sewaktu berada di alam bebas, kalkun mudah dikenali dari rentang sayapnya yang mencapai 1,5-1,8 meter. Spesies kalkun asal Amerika Utara disebut M. gallopavo sedangkan kalkun asal Amerika Tengah disebut M. ocellata.
Kalkun hasil domestikasi yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari spesies M. Gallopavo yang juga dikenal sebagai kalkun liar (Wild Turkey). Sedangkan spesies M. Ocellata kemungkinan adalah hasil domestikasi suku Maya. Ada orang yang berpendapat kalkun yang diternakkan untuk diambil dagingnya berasal dari kalkun suku Maya. Alasannya kalkun suku Maya lebih penurut dari kalkun liar asal Amerika Utara, tapi teori ini tidak didukung bukti morfologis. Kalkun hasil domestikasi mempunyai pial (bagian bergelambir di bawah paruh) sebagai bukti bahwa kalkun negeri berasal dari kalkun liar M. Gallopavo. Kalkun M. Ocellata yang dipelihara orang Maya tidak memiliki pial. Kalkun liar merupakan hewan buruan di Amerika Utara, tapi tidak seperti kalkun negeri, kalkun liar gesit
a.    Kalkun dalam berbagai bahasa
Ketika kalkun pertama kali ditemukan di Amerika, orang Eropa salah mengenalinya sebagai burung asal Afrika Numida meleagris yang juga dikenal sebagai “ayam turki” karena diimpor dari Eropa Tengah melalui Turki. Dalam bahasa Inggris, kalkun tetap disebut sebagai “Turkey” hingga sekarang. Kalkun termasuk genus Meleagris yang dalam bahasa Yunani berarti “unggas asal Guinea”.
Nama-nama dalam berbagai bahasa dunia untuk kalkun hasil domestikasi juga mencerminkan nama negeri asal kalkun yang “eksotik” menurut orang zaman dulu. Sekaligus terlihat kebingungan orang zaman dulu tentang negara asal kalkun. Pada waktu, orang percaya lokasi benua Amerika yang baru saja ditemukan terletak di Asia Timur. Selain itu, orang zaman dulu suka menamakan binatang dengan nama-nama tempat yang jauh dan eksotis supaya bisa dijual mahal.
Kalkun merupakan ejaan bahasa Indonesia untuk bahasa Belanda “kalkoen” yang diambil dari nama kota Kalikut di India. Sedangkan Ayam Belanda merupakan sebutan bahasa Melayu untuk kalkun. Dalam bahasa Denmark dan Norwegia, kalkun juga disebut sebagai kalkun, atau kalkon (bahasa Swedia), Kalkuun (bahasa Jerman hilir), kalkkuna (bahasa Finlandia), dan kalakuna dalam bahasa Papiamento.
Berikut adalah beberapa nama kalkun dalam berbagai bahasa :
•    Dalam bahasa Nahuatl, kalkun liar disebut guajolote (ejaan lama: xuehxolotl).
•    Dalam bahasa Spanyol disebut Pavo.
•    Dalam bahasa Turki disebut hindi yang artinya “asal India.” Orang Perancis juga menyebutnya d’inde (kependekan dari bahasa Perancis poulet d’inde yang berarti “ayam dari India”).
•    Dalam bahasa Katalan disebut gall dindi (ayam India).
•    Dalam Bahasa Ibrani disebut tarnegol hodu, yang secara harafiah berarti “ayam India”. Secara kebetulan, hodu (India) merupakan homonim yang juga berarti “terima kasih” (bahasa Inggris: “thanks”). Sehingga sering ada salah pengertian, “tarnegol hodu” dikira berarti “ayam untuk Thanksgiving“.
•    Dalam bahasa Rusia disebut indiuk , indyk dalam bahasa Polandia, atau indik dalam bahasa Yiddish yang semuanya berarti India.
•    Dalam bahasa Malta disebut dundjan (dibaca dondyan) yang walaupun samar-samar berarti India.
•    Dalam bahasa Arab disebut deek roumi yang berarti ayam jantan Romawi atau burung Ethiopia.
•    Dalam bahasa Portugis disebut peru, sama seperti nama negara Peru.
•    Dalam bahasa Yunani disebut gallopoula yang berarti “burung Perancis”.
•    Dalam bahasa Bulgaria disebut (puijka) atau (misirka) yang berarti negara Mesir.
•    Dalam bahasa Gaelik Skotlandia disebut cearc frangach yang berarti “Ayam Perancis”.
•    Dalam bahasa Italia disebut tacchino.
•    Dalam bahasa Jepang disebut (shichimench? ,ayam tujuh wajah?) atau chilmyeonjo dalam bahasa Korea. Bagian kepala kalkun jantan yang tidak berbulu bisa berubah-ubah warna, sehingga orang menganggap wajah kalkun bisa berubah tergantung pada suasana hati.
•    Dalam bahasa Tionghoa disebut (??) huoji karena kepalanya yang merah seperti warna api.

b.    Reproduksi aseksual
Kalkun diketahui mempunyai kemampuan unik dalam melakukan reproduksi aseksual. Walaupun tidak ada kalkun pejantan, kalkun betina bisa menghasilkan telur yang fertil. Anak kalkun yang dihasilkan sering sakit-sakitan dan hampir selalu jantan. Perilaku ini bisa mengganggu proses inkubasi telur di peternakan kalkun.
c.    Fosil kalkun
Sebagian besar jenis-jenis kalkun sekarang sudah tinggal fosil saja. Subfamilia Meleagridinae diketahui berasal dari zaman Miosen awal dan mempunyai genus Rhegminornis (zaman Miosen awal) dan Proagriocharis (zaman Miosen akhir/Pliosen awal). Fosil kalkun yang genusnya tidak diketahui tapi mirip dengan Meleagris diketahui berasal dari zaman Miosen akhir.
Daftar kalkun yang hanya diketahui dari fosil saja:
•    Meleagris sp. (zaman Pliosen awal)
•    Meleagris leopoldi (zaman Pliosen akhir)
•    Meleagris progenes (zaman Pliosen akhir)
•    Meleagris sp. (zaman Pliosen akhir)
•    Meleagris anza (zaman Pleistosen awal)
•    Meleagris californica (zaman Pleistosen akhir)
•    Meleagris crassipes (zaman Pleistosen akhir)

1.    Perawatan Awal (Basic care)
Perawatan basic care adalah perawatan yang dilakukan terhadap anakan ayam kalkun yang berusia 0 hari – 1,5 bulan. Dalam perawatan ini, ada beberapa teknik yang harus diperhatikan yaitu warming lamp, atau lebih populernya disebut pemanasan suhu kandang ayam. Ayam yang berusia kurang dari 1,5 bulan biasanya memerlukan suhu diatas 30-45 derajat Celcius hal ini dimaksudkan agar anakan ayam memperoleh suhu yang hangat seperti saat dia dierami induknya. Feeding atau proses pemberian makan juga harus diperhatikan, pada usia 0-20 hari ayam harus diberikan makanan khusus atau yg disebut BR-1 dengan kandungan konsentrasi nutrisi yang telah diatur sedimikian rupa. Pada usia >20hari, anakan kalkun sudah bisa diberikan makanan nasi yang sudah dicampur dengan BR-1 ataupun bekatul dengan pemberian campuran air panas dan diberikan sawi ataupun sayuran yang dipotong secara  choppingkemudian diaduk menjadi satu adonan. Selain itu pastikan kandang anakan ayam ini berukuran rapat dan agar tidak terganggu hewan lain seperti kucing, tikus ,dll.
2.    Perawatan menengah (Medium Care)
Perawatan ini adalah perawatan anakan kalkun yang berusia lebih dari 1,5 bulan hingga 6 bulan. Secara fisiologis, anakan kalkun yang sudah akan memasuki masa remaja sudah akan terlihat perbedaan jenis kelaminnya. Pemmberian lampu atau warming lamp sudah tidak dibutuhkan lagi dan persiapkan kandang yang lebih luas agar ayam kalkun anda bisa bergerak secara bebeas. kalkun pada umuran ini juga bisa dibiarkan lepas dari kandang dengan catatan jauhkan peniti, silet dan plastik-plastik yang berceceran di sekitar kalkun. pemberian makan juga masih diberikan seperti metode diatas yaitu pemberian aonan yang sudah dijelaskan dibasic care.
3.    Perawatan Lanjut (advanced care)
Bila kalkun anda sudah memasuki usia lebih dari 6 bulan, jenis kelamin ayam kalkun sudah terlihat jelas jantan dan berinannya dan libido sexual mereka akan tampak. Dalam masa itu, pisahkan ayam kalkun yang berjenis kelamin jantan dengan pejantan lainya agar menghindari proses perkelahian pejantan. Bila kalkun betina tampak ndekem (merunduk dalam bahasa jawa) maka kalkun itu sudah siap untuk kawin dan sebentar lagi akan bertelur. saat usia itulah ayam kalkuna akan mengawali masa reproduksi. Pada umur 8 bulanana lebih ayam kalkun bisa mencapai 7kg-8kg bila faktor gizinya diperhatikan.

2.2.4    Budidaya ayam broiler
Ayam Pedaging (Broiler) adalah ayam ras yang mampu tumbuh cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu relatif singkat (5-7 minggu). Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak.

a.    Pemilihan Bibit
Bibit yang baik mempunyai ciri : sehat dan aktif bergerak, tubuh gemuk (bentuk tubuh bulat), bulu bersih dan kelihatan mengkilat, hidung bersih, mata tajam dan bersih serta lubang kotoran (anus) bersih.
b.    Kondisi Teknis yang Ideal
1.    Lokasi kandang
Kandang ideal terletak di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air, arahnya membujur dari timur ke barat.
2.    Pergantian udara dalam kandang
Ayam bernapas membutuhkan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Supaya kebutuhan oksigen selalu terpenuhi, ventilasi kandang harus baik.
3.    Suhu udara dalam kandang
Tabel 9. Suhu Ideal Kandang Sesuai Umur
Umur (hari)    Suhu  ( 0C )
01 – 07    4 – 32
08 – 14    29 – 27
15 – 21    26 – 25
21 – 28    24 – 23
29 – 35    23 – 21

4.    Kemudahan mendapatkan sarana produksi
Lokasi kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan.

c.    Tata Laksana Pemeliharaan
1.    Perkembangan
Tipe kandang ayam Broiler ada dua, yaitu bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit.
2.    Pakan
-    Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Pakan yang diberikan harus memberikan zat pakan (nutrisi) yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral, sehingga pertambahan berat badan perhari (Average Daily Gain/ADG) tinggi. Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi).
-    Apabila menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam, yang dibedakan menjadi 2 (dua) tahap. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20 %. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya. -Penambahan POC NASA lewat air minum dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler.
-    Dapat juga digunakan VITERNA Plus sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
-    Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Convertion Ratio). Cara menghitungnya adalah, jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen.

Contoh perhitungan :
Diketahui ayam yang dipanen 1000 ekor, berat rata-rata 2 kg, berat pakan selama pemeliharaan 3125 kg, maka FCR-nya adalah :
Berat total ayam hasil panen =
1000 x 2 = 2000 kg
FCR = 3125 : 2000 = 1,6
Semakin rendah angka FCR, semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan bobot badan yang tinggi). Penggunaan POC NASA atau VITERNA Plus dapat menurunkan angka FCR tersebut
3.    Vaksinasi
Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
Feed Akditives Untuk Unggas
Feed adiktives adalah suatu bahan untuk kombinasi beberapa bahan (biasanya kualitasnya kecil) yang ditambahkan atau dicampurkan kedalam campuran pakan dasar untuk memenuhi kebutuhan khusus.
Syarat :
-    Aman
-    Pemberian dalam jumlah tertentu
Feed adiktifdibagikan atas 4 kategori, yaitu :
a.    Suplemen
Yang termasuk dalam kategori ini vitamin dan provitamin, asam amino, frace elemen dan  NPN
b.    Bahan pembantu :
-    Bahan ini essensial untuk ternak
-    Untuk meningkatkan kualitas dan penggunaan bahan pakan, meningkatkan produksi ternak
-    Anti oksidan, enzim, prebiotik, flavor, perekat pellet, pewarna dan pigmen.
c.    Perbaikan pencernaan
-    Preparat pemacu pertumbuhan.
-    Perbaikan konversi pakan
-    Mengurangi pengeluaran nutrient dalam ekskreta
d.    Bahan pencegah penyakit
-    Mencegah hewan dari serangan penyakit yang disebabkan oleh parasit internal.
-    Pada unggss biasanya berupa koksidiostat.
Klasifikasi Feed Addiktive
A.    Feed addiktive yang membantu banyaknya konsumsi
-    Feed addiktive untuk memperbaiki tekstur pakan dan kekatan yang dibuat pellet.
-    Zat pemberi bau harum
-    Enzim sebagai feed addiktive
-    Antibiotika, senyawa arsen dan introfuran
-    Fedd addiktif pencegah jamur
-    Koksidiostat dan obat cacing
-    Antioksidan
Fungsi :
1.    Meningkatkan metabolism tubuh, menghasilkan pertumbuhan yang lebih baik.
2.    Meningkatkan kualitas pakan.
3.    Menigkatkan hasil produksi ternak.

    Zat Pemberi Bau Harum
-    Tetes
Limbah dari pembuatan gula tebu.
-    Menigkatkan palatabilitas, meningkatkan konsumsi.
-    Penggunaannya :
<< 5 % totas ransum            Untuk Unggas < 40% totas ransum
    Mineral Zeolit
-    Merupakan bahan timbangan yang digunakan untuk menambah mineral tertentu, menjaga balance nutrient suatu ransum.
-    Dapat mengurangi ammonia dalam kotoran.

    Antioksidan
-    Mencegah ketengikan oksidatif dari lemak jenuh dalam ransum disebabkan kerusakan vitamin E, A dan D. nilai biologis dan energy ransum menurun.


    Antibiotika
Fungsi :
-    Meningkatkan penyerapan pakan.
-    Meningkatkan daya cerna pakan.
-    Meningkatkan efisiensi pakan
-    Meningkatkan pertumbuhan.
    Prebiotik
Merupakan koloni bakteri yang diberikan untuk ternak tertentu dengan tujuan tertentu.
Tujuan :
Karkamia ; Anti bakteri :
Untuk meningkatkan daya cerna.
    Obat Tradisional
Daun beluntas
-    Mengandung stigmaste
Daun papaya (Carica Papaya)
Kandungan kimia :
-    Enzimpapain : proteolitik
-    Alkaloid
-    Karpaina
-    Glikosid
-    Saponim
-    Sakarosa
-    Dextrose

3.2    Pelaksanaan Magang OutDoor
3.2.1 Pemeliharaan Ayam Ras Petelur
Ayam yang dipelihara 299 ekor
1.    Tipe kandang ayam petelur
Tipe kandang ayam petelur yang digunakan adalah tipe kandang Cage. 
Ukuran kandang yaitu  :
Panjang    : 17 m
Lebar    :  4 m
Tinggi    :  2 m
Dalam ukuran kandang tesebut dapat mampu menampung 300 – 400 kandang Cage dengan jumlah ayam 350 ekor
2.    Tempat pakan dan Minum
Tempat pakan yang di dunakan adalah modifikasi dari talang air yang di jadikan wadah pakan.  Tempat air minum yang di gunakan adalah modifikasi dari paralon yang dibelah menjadi dua bagian yang dapat menampung air minum. 
3.    Ventilasi kandang
Ventilasi yang di gunakan adalah strimin yang di jadikan dinding kandang, dinding kandang strimin tersebut dapat dijadikan sebagai vetilasi kandang. 
4.    Kebersihan kandang
•    Sanitasi kandang
Hal yang dilakukan membersihkan kandang, dan perlengkapan kandang yang perlu di bersihkan, membersihkan lingkungan secara rutin seperti sumur, menyapu lantai kandang, dan areal kandang, menyapu kandang dilakukan satu hari sekali, dan membersihkan feses ayam  petelur satu minggu sekali hal itu perlu di lakukan karena limbah atau feses ayam petelur  yang menumpuk di bawah kandang merupakan sumber penyakit sehingga perlu dibersihkan. 

5.    Kesehatan
Kesehatan ayam petelur perlu dirawat, Seperti pembersihan feses , namun seiring aktifitasnya dalam kandang kebersihan kurang terjaga, dan perubahan suhu lingkungan yang terlalu ektrim dapat menyebabkab ayam petelur sakit atau stres, jika ayam petelur sakit atau stress dapat menyebabkan produksi telur berkurang atau menurun. 

6.    Pakan dan minum
•    Pakan
Pakan yang diberikan pada ayam petelur denganjulah 40 kg/hari dengam jumlah ayam 299 ekor, dalam satu ekor ayam membutuhkan pakan sebanyak 120 grm/ekor/hari  pakan yang di berikan berupa pakan racikan atau adukan sendiri . 

Bahan – bahan  yang di gunakan
1.    Dedak padi atau bekatul 50 kg.
2.    Jagung giling atau jagil  50 kg.
3.    Kosentrat ayam  50 kg
4.    Mineral 2 bungkus 1 kg
5.    Top Mix 1 bungkus ½ kg

Tabel 10. Kandungan Nutrisi  Bahan Pakan
Pakan    Protein    Energi
Konsentrat KLK    33%    2900 kkal/kg
Jagung    8%    3200 kkal/kg
Dedak    10%    2400 kkal/kg

Cara penyusunan pengadukan pakan pada layer :
1.    Jagung 25 Kg
2.    Dedak 25 Kg
3.    Kosentrat KLK 25 Kg
4.    Jagung 25 Kg
5.    Dedak 25 Kg
6.    Kosentrat KLK 25 Kg
7.    Top Mix 0.5 Kg
8.    Mineral 1 Kg

Cara pengadukan pakan dilakukan dengan cara memotong lapisan hingga susunan ransum tersebut merata.

•    Air minum
Air minum yang diberikan pada ayam petelur dengan jumlah 35 liter dengan jumlah ayam 299 ekor air minum ayam petelur perlu diberikan tambahan egg stimulant yang berfungsi sebagai :
a.    Meningkatkan produksi telur hingga 37 %.
b.    Memperbaiki efisiensi ransum sampai 18 %.
c.    Memperpanjang produksi telur.
d.    Mempertahankan produksi telur dalam keadaan sakit.
Berat bobot telur pada ayam petelur yang normal adalah 55 gram.
3.2.2 Pemeliharaan Ayam Broiler
a.    Pemberian pakan dan minum
-    Pakan
Pakan yang diberikan pada ayam broiler berumur 8-14 hari konsentrat KLK MS-40HG. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari, pagi pada pukul 07.00 dan sore pada pukul 16.30. seekor ayam broiler berumur 8-14 hari membutuhkan pakan 33 Gram Pakan dan jumlah ayam 6000 ekor dalam satu hari dapat menghabiskan 5 karung atau 425 kg.
-    Minum
Minum yang diberikan pada ayam broiler biasanya dicampurkan dengan anti stress contohnya seperti : ASTRESVIT, VITAKUR, MOXYCOLGRIN, AGRICARIVIT. Pemberian minum dilakukan 2 kali sehari, sebelum member minum, tempat minum dibersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan antisep. Pemberian air minum pagi 07.00 dan sore pada pukul 16.30.

b.    Tipe kandang
-    Kandang yang sering digunakan untuk ayam broiler tipe kandang panggung.
Ukuran kandang :
•    Tinggi panggung     ±  1 m
•    Panjang kandang     ±  16 m
•    Lebar kandang        ±  6 m
•    Tinggi kandang    ±  2,5 m
•    Lantai lifer / skam kayu

Dalam ukuran kandang tersebut dapat menampung ayam 4000 ekor.
    Tempat makan dan minum
-    Tempat pakan yang digunakan untuk ayam broiler adalah wadah pakan yang sudah jadi
-    Tempat air minum yang digunakan untuk ayam broiler adalah tempat minum yang sudah jadi
    Ventilasi kandang
Dinding kandang bisa menggunakan bambu atau ventilasi kandang.
Tabel 11. Suhu Udara Dalam Kandang
Umur (hari)    Suhu (0C)
01-07    4-32
08-14    29-27
15-21    26-25
22-28    24-23
29-35    23-21

    Sanitasi kandang
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam sanitasi kandang : kebersihan kandang dan perlengkapan seperti tempat pakan, tempat minum dan areal kandang.
    Memvaksin
Vaksinasi melalui air minum. Sebelum melakukan vaksinasi, ayam broiler dipuasakan terlebih dahulu selama 1 jam. Setelah itu barulah ayam diberi vaksin.
Cara pemberian vaksin air minum, air minum dicampur dengan dengan vaksin ND, susu skim yang rendah lemak. 6000 ekor membutuhkan 6 botol vaksin ND, 4 bungkus susu skim. Dengan takaran air 150 liter

3.2.3 Pemeliharaan Puyuh
Puyuh yang dipelihara 800 ekor.
    Menyusun Formulasi Pakan Secara sederhana
Bahan-bahan pakan yang digunakan untuk pakan  Puyuh yaitu :
-    kosentrat 50 kg
-    Jagung giling 50 kg
-    Dedak 50 kg
-    Top mix 1 bungkus
-    Mineral 2 bungkus


Tabel 12. Kebutuhan Protein Puyuh
Bahan Pakan    Protein    Energi
Kosentrat    33%    2900 kkal/kg
Jagung giling    8%    3200 kkal/kg
Dedak    10%    2400 kkal/kg

Peralatan yang digunakan untuk Pencampuran pakan adalah Sekop, karung. Pencampuran dilakukan setelah semua bahan telah disusun menjadi satu, pengadukan dilakukan dengan cara memotong lapisan hingga merata.
    Pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan 2 kali pada pagi dan sore hari
    Pemberian Minum
Sebelum pemberian Minum, tempat minum puyuh dibersihkan setiap pagi, karena tempat puyuh berlendir. 10 liter air Minum ditambah Vitamin/egg Stimulant , air minum diberikan pada pagi dan sore hari
    Sanitasi kandang
Sanitasi kandang dilakukan setelah pemberian Pakan, Pemberian Minum,panen telur selesai.Peralatan yang digunakan sekop,cangkul, sapu. Membersihkan lantai kandang dengan cara disapu, kemudian membersihkan kotoran puyuh.dan dimasukan dalam karung untuk dijual.
    Perkandangan
Ukuran kandang:
-    Panjang 100 cm
-    Lebar 90 cm
-    Tinggi 20 cm
Tipe kandang yang digunakan yaitu Kandang koloni
    Panen Telur
Pemanenan telur dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari Setelah pemberian pakan selesai.setiap panen telur, telur dihitung untuk data produksi.

3.2.4 Pemeliharaan itik
Itik yang dipelihara 293 ekor pakan yang diberikan/ hari 50 kg.
    Menyusun formulasi ransum secara sederhana bahan-bahan yang digunakan untuk 1 kali pencampuran yaitu:
-    Kosentrat itik 7 ½ kg
-    Kosentrat ayam 7 kg
-    Jagung giling 19 kg
-    Dedak 16 ½ kg
Karena jumlahnya hanya 50 kg. pencampuran dilakukan hanya menggunakan tangan, karena lebih merata campurannya.
    Pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari, setiap pemberian pakan, pakan harus ditimbang sesuai dengan kebutuhan itik. Setelah itu pakan dicampur dengan air. Tempat pakan menggunakan bak.
    Pemberian minum
Sebelum pemberian minum, tempat minum itik terlebih dahulu dibersihkan hingga tidak berlendir. Pemberian minum dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi dan sore hari.
    Panen telur
Pemanenan telur hanya dilakukan pada pagi hari. Setelah telur dipanen, telur dibersihkan dengan sekam padi.
    Perkandangan
Ukuran kandang 1 :
-    Panjang  kandang 10,20 m
-    Lebar kandang 3,7 m
-    Tinggi kandang 2 m
Ukuran kandang 2 :
-    Panjang kandang 9,80 m.
-    Lebar kandang 3,10 m.
-    Tinggi kandang 2 m.
3.2.5 Pemeliharaan Ayam Kalkun
    Menyusun formulasi pakan secara sederhana. Pakan yang digunakan yaitu :
-    Kosentrat 50 kg.
-    Jagung 50 kg.
-    Dedak 100 kg.
    Pemberian pakan pada waktu pagi dan sore. Pakan dicampur air dan diaduk hingga tidak ada yang kering.
    Pemberian air minum pada kalkun tanpa campuran dan dilakukan 2 kali sehari.
    Perawatan kandang . perbaikan kandang kalkun dan memperbaiki pagar pembatas kalkun.
    Sanitasi disekitar kandang.
    Perkandangan.
Ukuran kandang :
-    Panjang 6 m.
-    Lebar 2,10 m.
-    Tinggi 2 m.

BAB IV
PENUTUP
4.1.  Kesimpulan
1.    Kegiatan yang dilakukan selama Prakerin adalah pembibitan, manajemen pemeliharaan,Problem kesehatan dan solusinya, panen dan pemasaran.
2.    Manfaat yang dirasakan setelah menjalani Prakerin adalah :
a.    Siswa dapat memperoleh pengalaman bekerja dalam bidang Peternakan.
b.    Siswa dapat membandingkan Peternakan milik masyarakat dengan Peternakan besar.
c.    Siswa dapat merasakan hidup mandiri.
d.    Siswa dapat lebih disiplin dalam dunia kerja terutama disiplin terhadap waktu kerja.

4.2. Saran
Penulis dapat memberikan saran berupa :
1.    Siswa peserta prakerin hendaknya dapat meningkatkan sikaf disiplin baik di lingkungan masyarakat maupun dilapangan kerja.
2.    Diharapkan kepada guru pembimbing untuk lebih mengawasi (memonitor) dan memberikan pengarahan kepada siswa sehingga hasil yang didapat lebih baik.
3.    Untuk mewujudkan hasil praktek yang memuaskan maka harus adanya kerjasama yang baik antar sesama siswa, dan antara siswa dengan guru pembimbing

DAFTAR PUSTAKA

Buku, Jurnal, Majalah, dan Prosiding Ilmiah
Guntoro, Suprio, membuat pakan dari limbah perkebunan, Jakarta: Agromedia Pustaka, 2008
Martawijaya, E, Eko, M., dan NettyT., panduan beternak itik petelur scara intensiiif, Cetakan ke-4,  Jakarta : AgroMedia Pustaka, 2008
Panda, “Vaksi Mutan untuk CRD”, Jakarta: Majalah Trobos No.121 Tahun X, Oktober  2009
Ranto dan maloedyn S., Panduan Lengkap Beternak Itik, Cetakan ke-6 revisi, Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2009
Redaksi AgroMedia, Beternak Itik Hemat Air, Cetakan Ke_2, Jakarta: AgroMedia Pustaka, 2009
Redaksi AgroMedia, Sukses Beternak Puyuh, Jakarta; AgroMedia Pustaka, 2007
Sugiharto, Eddy, Meningkatkan Keuntungan Beternak Puyuh, (cetakan 1), Jakarta AgroMedia Pustaka, 2005
Johari, Servatius, Sukses Beternak Ayam Ras Petelir, Cetakan Ke_3 revisi, Jakarta Agro Media Pustaka, 2005
Wibowo, B, E. Juarni, dan Sumanto, “Analisa Pemasaran Telur Itik di Daerah Sentra Produksi di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar: Studi Kasus Tatalaksana Pemasaran Pada UD Maju Jaya”, Balai Penelitan Ternak,  2002















A.    Perhitungan Produksi Ayam Petelur
Data performance produksi telur selama 1 minggu
1.    Senin
Jumlah ayam 321 ekor
Jumlah produksi 195 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 

2.    Selasa
Jumlah ayam 321 ekor
Jumlah produksi 211 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 
3.    Rabu
Jumlah ayam 321 ekor
Jumlah produksi 212 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 

4.    Kamis
Jumlah ayam 321 ekor
Jumlah produksi 200 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 
5.    Jum’at
Jumlah ayam 321 ekor
Jumlah produksi 206 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 

6.    Sabtu
Jumlah ayam 321 ekor
Jumlah produksi 198 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 



7.    Minggu
Jumlah ayam 321 ekor
Jumlah produksi 204 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah ayam pada masa awal = 350 ekor
•    Jumlah telur pada hari Rabu = 212 butir


= 60 %
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah ayam pada masa awal = 350 ekor
•    Jumlah telur pada hari Sabtu = 198 butir


= 56 %
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah ayam pada masa awal = 350 ekor
•    Jumlah telur pada hari Senin = 195 butir


= 55 %

B.    Untuk Mengetahui FCR (Feed Convertion Ratio) Pada Ayam Petelur

Diketahui : Telur yang dipanen pada hari itu 210 butir, berat rat-rata telur 55 gram, berat pakan selama sehari 40 kg, maka FCRnya adalah
Jawab : FCR = jumlah total telur perhari x berat rata-rata telur
= 210 butir x 55 gram = 11.550 gram
FCR : 40 kg = 40.000 gram : 11.550 gram = 3.4 gram

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram berat telur membutuhkan 3,4 gram pakan yang harus dikonsumsi.
Semakin rendah angka FCRnya semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan berat telur yang lebih tinggi)

C.    Analisis Usaha Ayam Petelur Berdasakan Biaya Pakan

Jumlah ayam 321 ekor membutuhkan pakan 200 kg untuk 5 hari
Jadi setiap hari, 321 ekor ayam membutuhkan pakan sekitar 40 kg untuk 1 hari

Bahan pakan yang digunakan :
-    Konsentrat KLK 50 kg        : Rp. 300.000,-
-    Dedak  50 kg                : Rp.   60.000,-
-    Jagung Giling 50 Kg            : Rp. 340.000,-
-    Top Mix 1 bungkus            : Rp.     7.500,-
-    Mineral 2 bungkus            : Rp.   38.000,- +
   Rp. 745.500,-


Harga pakan = Rp. 3.700,- x 40 kg
= Rp. 148.000,-
Biaya yang dikeluarkan per hari Rp.148.000,-

Kebutuhan pakan per ekor per hari = 124 gram
= 321 ekor x 0.70 %
= 224 butir x Rp. 1033
= Rp 232.000,-
Hasil pendapatan – biaya pakan pada hari itu
= Rp. 231.000,- - Rp. 148.000,-
= Rp. 84.000,-
Jadi keuntungan per hari berdasarkan biaya pakan adalah Rp. 84.000,-


D.     Perhitungan Produksi Puyuh Petelur
Data performance produksi telur selama 1 minggu
1.    Senin
Jumlah puyuh 800 ekor
Jumlah produksi 516 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 

2.    Selasa
Jumlah puyuh 800 ekor
Jumlah produksi 540 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :


 
 

3.    Rabu
Jumlah puyuh 800 ekor
Jumlah produksi 500 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 
4.    Kamis
Jumlah puyuh 800 ekor
Jumlah produksi 401 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 
5.    Jum’at
Jumlah puyuh 800 ekor
Jumlah produksi 500 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 

6.    Sabtu
Jumlah puyuh 800 ekor
Jumlah produksi 497 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :



 
 


7.    Minggu
Jumlah puyuh 800 ekor
Jumlah produksi 492 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah puyuh pada masa awal = 850 ekor
•    Jumlah telur pada hari Senin = 516 butir


= 60 %
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah puyuh pada masa awal = 850 ekor
•    Jumlah telur pada hari Rabu = 500 butir


= 59 %
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah puyuh pada masa awal = 850 ekor
•    Jumlah telur pada hari Sabtu = 497 butir


= 58 %

E.    Untuk Mengetahui FCR (Feed Convertion Ratio) Pada Puyuh

Diketahui : Telur yang dipanen pada hari itu 516 butir, berat rat-rata telur 10 gram, berat pakan selama sehari 22,4 kg, maka FCRnya adalah
Jawab : FCR = Jumlah total telur perhari x Berat rata-rata telur
= 516 butir x 10 gram = 5160 gram
FCR : 22.4 kg = 22400 gram : 5160 gram = 4.3 gram

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram berat telur membutuhkan 4.3 gram pakan yang harus dikonsumsi.
Semakin rendah angka FCRnya semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan berat telur yang lebih tinggi)

F.    Analisis Usaha Puyuh Berdasakan Biaya Pakan

Jumlah Puyuh 800 ekor membutuhkan pakan 150 kg untuk 7 hari
Jadi setiap hari, 800 ekor puyuh membutuhkan pakan sekitar 21 kg untuk 1 hari

Bahan pakan yang digunakan :
-    Konsentrat KLK 50 kg        : Rp. 300.000,-
-    Dedak  50 kg                : Rp.   60.000,-
-    Jagung Giling 50 Kg            : Rp. 160.000,-
-    Top Mix 1 bungkus            : Rp.     7.500,-
-    Mineral 2 bungkus            : Rp.   38.000,- +
   Rp. 565.500,-


Harga pakan = Rp. 3.770,- x 22.4 kg
= Rp. 84.448,-
Biaya yang dikeluarkan per hari Rp. 84.448,-

Kebutuhan pakan per ekor per hari = 28 gram
= 800 ekor x 0.67 %
= 540 butir
Hasil pendapatan perhari :
= 540 butir x Rp. 250,-
= Rp 135.000,-
Hasil pendapatan – biaya pakan pada hari itu
= Rp. 135.000,- - Rp. 84.448,-
= Rp. 50.552,-
Jadi keuntungan per hari berdasarkan biaya pakan adalah Rp.50.552,-


G.    Perhitungan Produksi Itik Petelur
Data performance produksi telur selama 1 minggu
1.    Senin
Jumlah itik 293 ekor
Jumlah produksi 170 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 

2.    Selasa
Jumlah itik 293 ekor
Jumlah produksi 170 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 

3.    Rabu
Jumlah itik 293 ekor
Jumlah produksi 170 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 


4.    Kamis
Jumlah itik 293 ekor
Jumlah produksi 170 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 
5.    Jum’at
Jumlah itik 293 ekor
Jumlah produksi 170 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 

6.    Sabtu
Jumlah itik 293 ekor
Jumlah produksi 170 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 



7.    Minggu
Jumlah itik 293 ekor
Jumlah produksi 170 butir.
Untuk mengetahui Hen-day :

 
 
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah itik pada masa awal = 300 ekor
•    Jumlah telur pada hari Rabu = 170 butir


= 56 %
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah itik pada masa awal = 300 ekor
•    Jumlah telur pada hari Rabu = 170 butir


= 59 %
Hen-House
Diketahui :
•    Jumlah itik pada masa awal = 300 ekor
•    Jumlah telur pada hari Rabu = 170 butir


= 59 %

H.    Untuk Mengetahui FCR (Feed Convertion Ratio) Pada Itik

Diketahui : Telur yang dipanen pada hari itu 183 butir, berat rat-rata telur 60 gram, berat pakan selama sehari 50 kg, maka FCRnya adalah
Jawab : FCR = jumlah total telur perhari x berat rata-rata telur
= 183 butir x 60 gram = 10.980 gram
FCR : 50 kg = 50.000 gram : 10.90 gram = 4,5 gram

Jadi, untuk menghasilkan 1 gram berat telur membutuhkan 4,5 gram pakan yang harus dikonsumsi.
Semakin rendah angka FCRnya semakin baik kualitas pakan, karena lebih efisien (dengan pakan sedikit menghasilkan berat telur yang lebih tinggi)

I.    Analisis Usaha Itik Berdasakan Biaya Pakan

Jumlah itik 293 ekor membutuhkan pakan 50 kg untuk 1 hari. Kebutuhan pakan itik/hari 170 gram.

Bahan pakan yang digunakan :
-    Konsentrat Itik 7 kg        : Rp. 42.000,-
-    Kosentrat Ayam 7,5 kg    : Rp. 45.000,-
-    Dedak  16,5 kg        : Rp. 19.800,-
-    Jagung Giling 19 Kg        : Rp. 60.800,-+                                        Rp. 167.600,-


Harga pakan = Rp. 3.352,- x 50 kg
= Rp. 167.600,-
Biaya yang dikeluarkan per hari Rp.167.600,-

Kebutuhan pakan per ekor per hari = 170,6 gram
= 293 ekor x 0.62 %
= 182 butir x Rp. 2000
= Rp 364.000,-
Hasil pendapatan – biaya pakan pada hari itu
= Rp. 364.000,- - Rp. 167.600,-
= Rp. 196.400,-
Jadi keuntungan per hari berdasarkan biaya pakan adalah Rp. 196.400,-
Read more